Beranda

Senin, 01 Oktober 2012

King Of Slide???


Stoner….pembalap Australia ini begitu terkenal dengan gaya slidingnya. Berkat kelebihan itulah, maka doi berhasil menjinakkan Ducati Desmo. Under steer yang menjadi momok menakutkan bagi sebagian besar rider, diakalin secara brilian oleh siAussie. Ban belakang ditekuk keluar sementara sisi depan digeser kedalam…hasilnya racing line dilibas secara bersih. Karena itulah tidak heran banyak yang mengatakan bahwa Casey merupakan raja sliding. Sementara Rossi??……halah, mana bisa euy. Lawong gaya balapnya  kalem begitu. Eittt…tunggu dulu. Jangan men-judge sebelum melihat tayangan video terlampir……..

Sliding…..tidak banyak rider Motogp mampu melakukan gaya ini. Ditangan yang benar, sliding diyakini bisa memangkas waktu sepersekian puluh detik dibanding cornering biasa. Diera balap 2tak, Mike Doohan adalah satu pembalap yang cukup terkenal sebagai raja sliding. Raungan engine liar Honda NSR500 diredam lewat skill mumpuni. Minimnya intervensi eketronik memaksa segalanya begitu presisi meraba penyaluran tenaga lewat feeling. Salah sedikit, ban lost grip….mencengkram kembali dan motor langsung terlempar seperti ketapel. Itulah  gambaran susahnya mengendarai 2 stroke engine 500cc berdasarkan penuturan Rossi dalam buku biografinya……..
Seiring perkembangan jaman….perangkat elektronik makin canggih. Gerak roda dibaca oleh traksi kontrol yang segera melakukan koreksi jika rider membuat kesalahan. Ban habispun, motor tetap anteng. Dulu??…goyang dombret mzbro. Makanya jika perangkat elekronik bekerja sempurna, niscaya rider akan terus ngacir didepan susah disusul. Sebuah kondisi yang tidak dijumpai pada era 2 tak. Adu salib menjadi minim, tontotan membosankan. Sempat timbul usul agar electronic aid dibuang. Namun karena alasan keselamatan serta kompetisi teknologi…..wacana tersebut dibuang jauh-jauh.
Ditahun 2001 Rossi….dipercaya HRC untuk membantu mengembangkan Honda RC211V menggantikan silegendaris NSR500. Engine 4 tak DOHC V5 brojol pertama kali tahun 2002. Disaat kelahirannya….motor ini belum banyak dibekali perangkat elektronik modern termasuk traksi kontrol. Namun hal tersebut ternyata tidak merepotkan Rossi. Justru karakter engine yang liar mirip NSR500 minus intervensi malah membuat Rossi bebas berkreasi. Posisi tim HRC diatas awang sehingga tahun 2002 Honda menjadi juara dunia kembali. Tahun dimana engine 4 tak (minus traksi control) melawan mesin 2 tak 500cc. Poin Vale juga jauh meninggalkan para rival hingga 100 angka. Btw…ditahun 2003 akhirnya RC211V baru dicangkokin traction control…namun pada tingkatan yang jauh lebih rendah dibanding era sekarang!.
IWB masih ingat….ditahun itu Mike Doohan sempat mengatakan, apa yang dilakukan Rossi tidaklah mudah (sliding on RC211v). Dibutuhkan skill tinggi dan naluri membalap kelas master. Sayang…..gaya tersebut semakin jarang ditunjukkan setelah Vale pindah keYamaha. Diperparah aturan anyar yang menurunkan kubikasi menjadi 800cc. “Less power more difficult to slide” begitulah yang pernah Rossi ungkapkan kala itu. Namun anehnya….kendati Motogp telah upgrade kubikasi menjadi 1000cc yang notabene “more power” dibanding 800cc, sliding ala Rossi-Honda RC211v tidak pernah kita temui. Teknologi traksi kontrol telah merubah semuanya. Sebaliknya….Stoner dengan segala kelebihannya mampu mengisi kekosongan slide style era modern……
Keahlian Stoner didapatkan  sejak masih belia dimana doi sering nunggang dirt bike diAussie. Jadi urusan sliding men-sliding memang sudah menjadi makanan sehari-hari. Doi sukses menterjemahkan bahasa sliding keMotogp bike.  Kuatnya intervensi elektronik bukan penghalang untuk melakukannya. Sementara Rossi?? background The Doctor berasal dari mini bike dan Gokart yang jauh dari teknik sliding. Cornering, titik braking serta keluar tikungan serapi mungkin. Datang dari era berbeda….Rossi lebih piawai menaklukkan motor minus traksi kontrol. Jika sampeyan memperhatikan betapa sadisnya The Doctor mempermainkan Honda RC211v hingga ban ngebul kala slide, pasti akan setuju bahwa skill pembalap Italia pada masanya memang nggegirisi..
Last…biang kerok pengebiri skill rider adalah electronic aid. Sementara diakui atau tidak, hanya Stonerlah yang mampu mengakali kecanggihan perangkat elektronik sehingga motor masih bisa dipakai untuk sliding. Lainnya??…kayaknya kudu berguru sama Stoner. So..siapa raja sliding Motogp?? tergantung diera mana kita melihat. Tanpa traksi kontrol??. Valentino Rossi. Dan sepuluh tahun setelah itu ketika traction control begitu mendominasi??….Casey Stoner. Any question??…..(iwanbanaran.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar