Bosen juga nulis tentang otomotif terus gan, kali ini out of the box ya? kita Review sebuah film "You Are The Apple Of My Eye"
Sahabat merupakan tempat semua cerita duka dan suka terjadi. Semua itu
menjadi kenangan yang tidak akan pernah bisa terlupakan sampai kapanpun.
Termasuk zaman SMA. Banyak yang bilang bahwa masa SMA merupakan masa
yang paling indah dalam sepanjang umur hidup manusia. Klise memang, tapi
paling tidak, ungkapan itu bukan omong kosong belaka karena cukup
terbukti. Terutama bagi 5 sahabat yang sedang mengalami masa-masa SMA
ini, kadang penuh kenakalan, penuh gejolak, penuh kemalasan, dan tentu
saja penuh cinta. Kelima sahabat itu sama-sama menaksir siswi teman
sekelas mereka yang cantik dan pintar.
Banyak cerita tentang kebersamaan yang mereka lalui bersama hingga
sampai mereka berpisah setelah lulus SMA dan mengejar karir
masing-masing.
Tidak ada yang baru memang, sama seperti romcom remaja kebanyakan. Tidak
ada premis yang bisa dibilang fresh, tidak ada plot yang unik, pokoknya
biasa saja kalau kita melihatnya dari segi teknis semacam itu. Jadi
acuhkan saja keklisean itu, karena banyak hal yang spesial ada di film
ini. Dengan latar belakang kultur anak SMA Taiwan yang tidak jauh
berbeda dengan anak SMA Indonesia kebanyakan, kita seakan-akan menonton
diri kita sendiri ketika zaman SMA dulu, zaman-zaman yang masih penuh
gejolak, sehingga tidak jarang memberontak dan melawan guru, dihukum
oleh guru dan tentunya naksir teman sekelas. :D
Semua hal seputar apa yang biasanya dilakukan oleh seorang anak SMA dan teman-temannya kebanyakan baik itu di kelas (exclude, onani di kelas) dan di luar sekolah pun semuanya lengkap diceritakan di sini. Diramu menjadi sebuah drama coming-of-age yang menceritakan perjalanan hidup mereka sampai meniti karirnya masing-masing.
Banyak adegan-adegan dan dialog serta monolog yang absolutely touching your deepest heart, karena begitu manis sekaligus menyedihkan juga. [SPOILER!]
Oh ya, belum lagi eksekusi endingnya yang manis tapi sekaligus
menyedihkan itu. Tapi walau bagaimanapun, endingnya memang harus seperti
itu, ending yang adil dan tidak dipaksakan sama sekali. :) [SPOILER ENDS]
Ya beginilah memang, kalau kita sudah terlalu menyukai film yang kita
tonton, bahkan menganggap bahwa film yang kita tonton barusan itu
ternyata sangat personal bagi kita, maka dengan mudahnya kita akan
mengacuhkan segi teknis bagaimana sebuah film bagus itu seharusnya
dibuat. Dan setelah kita dibuat terbawa hanyut oleh aliran cerita di
film yang kita tonton itu, maka kita akan sangat kesusahan untuk
mencari-cari kekurangan dari film itu, baik dari segi akting para
pemainnya dan tektek bengek lainnya seputar hal teknis macam itu.
Cukup simple memang, apabila tidak terlalu pintar membuat segala macam
hal teknis yang seharusnya ada dalam film yang bisa dikatakan bagus oleh
semua kritikus film yang kadang sok tahu itu, maka cukup lah buat
sebuah film yang personal bagi setiap penontonnya. Actually, it's working. Just like this film, "You are the apple of my eye."
filmny anjir terharu bngt gan!!!
BalasHapusnice story (y)